Sering Dapat Pertanyaan Kapan Nikah? Duta Kesehatan Ini Berikan Trik Jawaban Menohok
Lentera Cakrawala - Lebaran identik dengan silaturahmi dengan tetangga ataupun kerabat terdekat guna meminta maaf di hasi yang Fitri.
Namun momen lebaran seringkali terkesan menakutkan bagi sebagian orang lantaran muncul berbagai macam pertanyaan horor mulai dari karir hingga ' kapan nikah?'.
Menyikapi pertanyaan tersebut seorang duta kesehatan Jawa Timur 2022 yakni Dwi Synta ( 20) memberikan sejumlah trik sebagai jawaban.
" Menurutku pertanyaan tersebut cukup banyak ya dijumpai di kalangan masyarakat. Kalau aku pribadi akan menjawab dengan tidak serius. Kenapa? Karena menikah itu bukan ajang siapa cepat dia dapat. Tapi menikah itu butuh persiapan matang dari segi fisik, finansial dan mental. Seumur hidup itu lama, jadi harus direncanakan. Mungkin bisa dijawab dengan 'nanti kalau sudah bertemu jodohnya. Tidak perlu cepat yang penting tepat," ujar wanita yang sering disapa Synta ini saat diwawancarai secara khusus di Ponorogo (19/04).
Saat disinggung terkait 'nikah muda trend kehidupan di masyarakat desa" dirinya menjelaskan tidak semua desa ikonik dengan nikah muda. Namun menurutnya cukup banyak desa yang masih beranggapan bahwa nikah muda merupakan tradisi. Hal ini dipengaruhi oleh faktor pendidikan yang kurang memahami dampak pernikahan dini hingga persoalan ekonomi.
" Sebenarnya tidak semua masyarakat desa itu selalu menikahkan anaknya di usia belia. Namun beberapa mungkin beranggapan bahwa perempuan setelah lulus baiknya menikah. Ada juga yang faktor ekonomi, lingkungan yang membuat daerah tersebut melestarikan budaya setelah lulus menikah. Sebenarnya mereka kurang melihat lebih luas dampak perniagaan dini dari segi kesehatan bayi maupun ibu pasca melahirkan.
Sebagai tips menjawab pertanyaan seputar 'kapan nikah & Synta mengajak pemuda untuk memahami lebih dalam terkait hakikat pernikahan.
" Nanti kalau temen-temen pas lebaran ada yang nanya 'kapan nikah' Kita bisa jawab 'tidak perlu cepat yang penting tepat. Nikah itu bukan tentang sanggup tapi juga komitmen seumur hidup. Ingat ya kegagalan seorang perempuan bukan dinulai dari rahim siapa dia dilahirkan tapi kegagalan seorang perempuan dimulai ketika dia salah memilih pasangan. Cari pasangan harus selektif, agar nantinya kita bisa menjalin ibadah panjang yang sakinah, mawadah warahmah." pungkasnya.
( Santi)