PROGRAM TAMBAK UDANG VANAME KABUPATEN BUOL MANGKRAK
Lentera Cakrawala - Buol, Salah Satu Progam Unggulan Pemkab Buol di Tahun 2020, Tambak Udang Vaname Kondisinya kini sangat begitu memprihatinkan, Program Yg Mehabiskan Anggaran 7 Miliar Rupiah kini Hanya menjadi sebuah Aset Program Yg terbengkalai. Berdasarkan penelusuran Yg Lakukan Oleh Media Lentera Cakrawala, Tambak Udang Vaname yg mempunyai Luas Kurang lebih 1 Ha, Kondisinya Sangat Begitu Memprihatinkan, mulai dari Penampakan Fisik Tambak, Hingga Menjadi Areal ternak Sapi Bermain dan Mencari Makanan.
Di Ketahui Sebelumnya Program Tambak Udang Vaname, Menjadi Primadona Pemkab Kabupaten Buol, pada Saat Di Launcing Akhir Tahun 2020, Mulai dari Penurunan Angka Pengangguran Hingga Mampu memperbaiki Kualitas Hidup Masyarakat Merupakan Kampanye yg di Publikasikan Semenjak Program Ini di luncurkan.
Asisten Administrasi Umum Setda Kabupaten Buol, LANI IRAWATI , SE.,MSi yg di Konfirmasi Oleh Media Lentera Cakrawala Di Ruang Kerjanya Menyampaiakan Bahwa Tambak Udang Vaname yg berada Di Kelurahan Kampung Bugis Merupakan Tambak Percontohan, dan merupakan Bantuan Dari Dirjen Budidaya Kementrian Kelautan dan Perikanan Ri. Dengan Total anggaran sekitar 7 Miliar namun yg terealisasi hanya sekitar 5 Miliar Rupiah
Program Ini Bermula Pada Saat Badan Kerja Sama Utara -Utara BKSU Melakukan Audiens Dengan Dirjen Perikanan Budidaya, Kementrian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia, dari hasil Audiens Dengan Dirjen KKP, Kabupaten Buol Mendapat Respon Positif, dan Mendapat Jatah Program Seluas 2000 Ha Dan kemudian Melakukan Pengecekan Dengan Memperlihatkan Lahan2 yg akan Di Jadikan Lokasi Tambak di antaranya Desa Negeri Lama, Desa Bungkudu dan Desa Kodolagon, Dari Hasil Koordinasi Dengan Berbagai Unsur Pemerintah maka di tentukanlah Lokasi yg akan di Jadikan Tambak Percontohan tepatnya di Desa Negeri lama namun karena menemukan Masalah pada pembebasan Lahan Maka Lokasi Tambak Percontohan di Pindah Ke Kelurahan Kampung Bugis.
Lebih Jauh Mantan Kadis Perikanan dan Kelautan Kabupaten Buol ini menjelaskan Setelah proses yg cukup Menguras Tenaga dan Fikiran Maka tahap yg di lakukan adalah Menentukan Kelompok Pembudidaya Yg mana Kemudian Terjadi Polemik dalam Penentuan Kelompok Pembudidaya, Karna Pada Saat Itu Kewenangan Ada di tangan Bupati Buol Amirudin Rauf.
"Saya sempat Berseteru Dengan Bupati terkait dengan Penentuan Kelompok Pembudidaya Bahkan Taruhannya Pada Saat itu adalah Jabatan Saya Karna Program Ini Bukan Progam yg sifatnya seremonial, Program ini Program yg berpotensi melahirkan Perubahan yg besar di kabupaten Buol"
Lebih Jauh Ibu Lani menjelaskan Stelah itu ditentukan lah kelompok Pembudidaya Yg di SK Kan Langsung Oleh Bupati yg Di Ketuai Langsung Oleh Jupri S. Ali, Meskipun Kami kurang bersepakat Karna Mereka yg ada dalam kelompok Bukan merupakan Pembudidaya.
"Kami Coba Melakukan Tahapan Pengawasan dan Pembinaan terhadap Kelompok ini, dan kebetulan pada Saat itu Program Ini masih di dampingi Oleh Balai Takalar Kementrian KKP, setelah Proses yg cukup panjang maka Tibalah Proses Panen pada Proses Panen ini masih sifatnya Panen Pengurangan Karna Berhubungan Dengan Size produksi yg semakin hari semakin Besar, Dan Kemudian stelah Itu, Tibalah Proses Panen Perdana yg pada Saat itu mendapatkan Hasil sekitar 12 Ton Dari Hasil ini Kami dari Dinas Tidak pernah Mengintervensi , Bahkan tidak meminta satu ekor pun Udang untuk di konsumsi"
Lebih Lanjut Mantan Kadis Perikanan Dan Kelautan ini menambahkan Bahwa Hasil Produksi ini tidak sesuai apa yg di harapkan tapi pada Dasarnya Kami mengantongi Beberapa laporan dari masyarakat terkait Oknum Oknum yg coba memanfaatkan moment Ini untuk kepentingan individu, Karna kamu kami memantau perkembangannm secara Rutin dan Bertahan seandainya ini di kelolah dengan baik dan penuh kejujuran Hasil produksi ini akan jauh lebih Besar Pungkasnya
Sementara Itu Ketua Kelompok Tambak Udang Vaname JUPRI S. ALI yg di konfirmasi Media Lentera Cakrawala Jum'at 10/5/2024 Via WhatsApp Menyebutkan, bahwa Terkait dengan Mangkrkanya Program Udang Vaname ini Terkait dengan Masalah Modal dan Untuk masalah Hasil yg Sebenarnya hanya Berjumlah 11 Ton Dan Bukan 15 Ton. Terkait di mana Hasil produksi 11 Ton Jupri S. Ali Enggan Menyampaikan persoalan Itu.
Moh. Fharsi Ismail
Kaperwil Sulawesi Tengah.