Selasa, 24 Desember 2024
ad

JMSI Sulteng Minta Kapolda Sulteng Ajari Etika Dirlantasnya  Atas Pelecehan Terhadap Profesi Wartawan

Penilaian: 5 / 5

Aktifkan BintangAktifkan BintangAktifkan BintangAktifkan BintangAktifkan Bintang
 

Lenteracakrwala - Palu,  Pengurus Daerah Jaringan Media Siber Indonesia (Pengda JMSI) Sulawesi Tengah secara tegas meminta Kapolda Sulteng, Irjen Pol.Agus Nugroho S.I.K ,SH,MH untuk mengevaluasi kinerja Dirlantasnya pasca tindakan pelecehan terhadap salah satu wartawan TV di Kota Palu, Rabu (17/07/2024) di Tugu 0 Kota Palu.

Selaku pimpinan tertinggi Polri di daerah Sulawesi Tengah, Irjen Pol.Agus Nugroho diminta juga mengajari etika berbicara dan bersikap depan umum terhadap jajarannya, hal ini agar menghindari terulangnya sikap tidak menghargai profesi oleh anggota Polri seperti yang dilakukan Direktur Lalu Lintas ( Dirlantas) Polda Sulteng, Kombes Pol.Dodi Darjanto kepada Jurnalis SCTV Palu,Syamsudin Tobone.

Ketua Pengda JMSI Sulteng, Murtalib mengkritisi tingkat pemahaman Dirlantas Polda Sulteng terhadap kerja kerja Jurnalistik. " Apa korelasinya antara wawancara pakai HP dengan hasil wawancara? Apalagi alat kerja wartawan itu juga biasa dipergunakan ditempat lain dan hasilnya juga bagus, apa masalahnya dengan HP " ujar Murtalib , Kamis (18/07/2024).

Seharusnya, menurut Murtalib, Dirlantas Polda Sulteng melayani wartawan yang menjalankan tugas dengan profesional dan humanis,bukan malah melecehkan alat kerja wartawan.
"Bukan dari apa alat kerjanya wartawan,tetapi bagaimana hasil liputannya, hasil karyanya " ungkapnya.

Sementara itu, Sekertaris JMSI Sulteng juga turut angkat bicara. Menurutnya,Kapolda Sulteng perlu ajari etika anggotanya dalam bekerja dilapangan.
"Kapolda Sulteng harus ajari etika anggotanya,masak sekelas pejabat utama Polri bicaranya kayak orang tidak punya pendidikan, melecehkan profesi , sok kaya " Sindir Syahrul SH, Sekertaris JMSI Sulteng ,Kamis (18/07/224).

Atas kejadian tersebut, JMSI Sulteng menuntut Kapolda Sulteng dan Dirlantas Polda Sulteng meminta maaf secara terbuka ke publik sebagai bentuk sanksi sosial . " Kapolda dan Dirlantas Sulteng wajib minta maaf dan mengklarifikasi kepada rekan kita pak Syamsudin Tobone serta seluruh wartawan dan jurnalis se Sulawesi Tengah , hal ini agar menjadi pelajaran bagi semua anggota Polri untuk dapat menghargai profesi orang lain " tegas Syahrul.

Seperti diketahui sebelumnya, Direktur Lalu Lintas (Dirlantas) Polda Sulteng, Kombes Pol Dodi Darjanto, diduga kuat melecehkan jurnalis SCTV Palu, Syamsuddin Tobone, hanya karena menggunakan ponsel untuk wawancara.

Insiden tersebut terjadi saat Syamsuddin hendak melakukan wawancara dengan Kombes Pol Dodi Darjanto di Tugu 0 kilometer, Palu, pada Rabu pagi ( 17/07/2024).

Syamsuddin Tobone, yang juga merupakan Kepala Biro SCTV Palu, menjelaskan kronologi kejadian tersebut.

“Saya sudah janji mau wawancara dari kemarin lewat aspirasinya. Akhirnya tadi pagi Pak Dir bersedia jam 08.30 WITA di Tugu 0. Setelah apel, saya bertemu beliau untuk memulai wawancara. Saya pakai seragam SCTV, rapi. Setelah salam dan kenalan, saya mau mulai merekam.

Dia langsung berkata, ‘Kenapa merekam wawancara pakai HP? Saya tidak mau. Masak wawancara pakai HP, HP merek Cina lagi. Suruh direkturmu belikan HP yang canggih,'” ujar Syamsuddin.

Syamsuddin menjelaskan bahwa ia mencoba memberi tahu Kombes Pol Dodi Darjanto bahwa teknologi saat ini memungkinkan pengambilan gambar yang berkualitas tinggi menggunakan ponsel.

Namun, penjelasannya tidak diterima dengan baik. "Sampai anak buahnya, anggota lantas Polda, datang dan membisikkan kepada saya, bilang sudah, tidak usah dibantah,” tambahnya.

Sumber : Siaran Pers JMSI Sulteng

Bagikan berita ini: