Minggu, 22 Desember 2024
ad

Konsep Filosofi Pendidikan Merdeka Membangun Imajinasi Kekuatan Berpikir Anak Bangsa Secara Kreatif

Penilaian: 5 / 5

Aktifkan BintangAktifkan BintangAktifkan BintangAktifkan BintangAktifkan Bintang
 

Lentera Cakrawala - Hari Pendidikan Nasional adalah sebuah peringatan bagi Kita sebagai orang tua para pendidik atau orang dewasa terhadap anak-anak mereka yang dalam tanggung jawab untuk mendidiknya.

Sebagai penghormatan kepada seorang tokoh nasional tokoh pergerakan yang peduli dan memiliki keteladanan dalam dunia pendidikan, tanggal kelahiran Ki Hadjar Dewantara yaitu 2 Mei kemudian ditetapkan sebagai Hari Pendidikan Nasional.

Apa yang menjadi semangat (ajaran) filosofis Ki Hajar Dewantara sehingga beliau dijadikan Icon pendidikan di Indonesia...?
Dalam banyak literatur kita menemukan tentang biografi Ki Hajar Dewantara yang memiliki nama asli Raden Mas Soewardi Soerjaningrat Cucu dari Pakualam III Kemudian dari garis ibu sebagai keturunan Sunan Kalijaga. Berganti nama menjadi Ki Hajar Dewantara saat mendirikan Taman siswa pada tahun 1922, Perguruan Taman Siswa, yaitu suatu lembaga pendidikan yang memberikan kesempatan bagi para pribumi untuk bisa memperoleh hak pendidikan seperti halnya para priayi maupun orang-orang Belanda.

Sebagai pejuang kemerdekaan beliau pun pernah mengalami masa hukuman pengasingan oleh kolonial Belanda. Melalui tulisannya berjudul Seandainya Aku Orang Belanda yang dirasakan menyinggung pemerintahan Belanda yang sedang merayakan hari kemerdekaannya dari Perancis saat itu.

Pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara adalah menuntun Tumbuhnya kekuatan kodrat /potensi anak-anak agar sebagai manusia dan anggota masyarakat mendapat keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya di dalam menjalani kehidupan.

Pandangan yang dikenalkan/diajarkan Ki Hajar Dewantara adalah menggagas tujuan, dasar, sistem pendidikan,penulis disini mencoba mengulas secara singkat hal tersebut bahwa tujuan pendidikan adalah tiga guna yaitu Tri Rahayu Hamemayu Hayununging Sarira (mempercantik dan menjaga diri), Hamemayu Hayuning Bongso (memelihara dan menjaga bangsa) dan Hamemayu Hayuning Bawono (memelihara dan menjaga alam raya) secara makna dapat ditarik kesimpulan bahwa pendidikan adalah jalan mempercantik peradaban/ alam semesta
Dasar praktis pedoman pendidikan dengan semboyan Patrap triloka terdiri atas tiga asas sikap tindakan ; yaitu Ing ngarso sung tuladha ("di depan memberi teladan"), Ing madya mangun karsa ("di tengah membangun motivasi"), Tut wuri handayani ("di belakang memberikan dukungan").

Kemudian dalam implementasi para pendidik menggunakan Tri Mong sistem among yaitu; Pertama momong, dalam bahasa jawa berarti merawat, menanamkan sesuatu hal yang baik penuh kasih sayang, sedangkan among yang berarti memberi contoh agar ditiru tanpa harus memaksa, terakhir adalah ngemong yang berarti proses untuk menjaga mengawasi mengamati memberdayakan tumbuh berkembang optimal baik.

Memaknai kembali apa yang menjadi konsep filosofi pendidikan di Indonesia melalui dasar pemikiran Guru Bangsa kita Ki Hajar Dewantara, maka dapat kita pahami bersama bahwa pendidikan adalah ruang pengembangan serta penguatan setiap individu manusia yang mampu memerdekakan kekuatan kodrat potensi anak bangsanya adalah Kunci kemajuan peradaban kehidupan manusia di alam semesta.

Semoga peringatan hari pendidikan akan terus menjadi refresh tanggung jawab kita bersama dalam mengupayakan menuntun diri kita sebagai orangtua, pendidik maupun penyelenggara pendidikan serta terutama masyarakat warga muda mampu berpikir kreative dan mencerahkan Indonesia Masa kini dan memenuhi kemajuan Masa depan.

Konsep Pendidikan Merdeka adalah merawat, memelihara, menjaga pengembangan serta memberdayakan kodrat kekuatan anak bangsa secara luas namun tidak dilepas secara abai tanpa perhatian seluruh pihak, tetap dalam kendali tanggung jawab pengawasan bersama secara utuh maka penulis mengusulkan dalam hal ini Jadikanlah Hardiknas 2024 semakin menumbuhkan imajinasi anak didik lebih berkembang, biarkan mereka menemukan caranya sendiri tentang segala hal hindari menertawakan atau berhenti memarahi dan menyalahkannya Sebab anak memiliki logika sendiri sesuai level berpikirnya.

Deep & Tim

Bagikan berita ini: