Minggu, 22 Desember 2024
ad

Nosstres dan Manusia yang Perlu Istirahat

Penilaian: 5 / 5

Aktifkan BintangAktifkan BintangAktifkan BintangAktifkan BintangAktifkan Bintang
 

Lenteta Cakrawala - Nosstres adalah band musik dari Bali. Band ini terdiri dari tiga orang yaitu Mang Angga, Kupit, dan juga Cok Gus. Mereka telah mengeluarkan empat album yaitu Perspektif Bodoh (2012), Perspektif Bodoh II (2014), Ini Bukan Nosstres (2017) dan Istirahat (2021).

Kumpulan lagu-lagu mereka terdengar secara sederhana secara liris dan musik, dengan petikan gitar dan tabuhan cajon tetapi pesan-pesan yang terkandung di dalam liriknya membuat kita mampu merenung dan berpikir lebih dalam tentang hidup, alam, cinta dan kemanusiaan.

Mereka percaya bahwa karya bukan hanya sekedar lirik dan nada yang masuk ke telinga kemudian hilang. Ia ternyata menyentuh hingga ke hati dan mampu menggerakkan manusia begitu kuatnya. Lagu-lagunya mengajarkan tentang hidup, tentang menjadi manusia yang memanusiakan manusia.

Karya-karya Nosstres membuat kita berpikir tentang apa-apa yang kita punya dan kita lakukan saat ini. Hal-hal disekitar yang perlu dipelajari lebih mendalam, bagaimana kita mampu menafsir keadaan dengan penuh perasaan atau membuat hati menjadi lebih peka terhadap sesuatu yang berlarian di sekeliling kita.

Nosstres, band unik yang menolak sponsor rokok di setiap pertunjukan mereka dan lebih mementingkan buku atau penggunaan Tumbler untuk mengurangi banyaknya sampah plastik yang dihasilkan oleh kemasan air mineral. Sikap hidup yang direalisasikan dalam kehidupan nyata adalah sebuah bentuk komitmen dari pesan-pesan yang disampaikan dalam karya-karya mereka.

Nosstres bukan hanya menampilkan suara yang bagus, tetapi dari setiap penampilannya mereka membawa sesuatu yang perlu diresahkan, bahwa apa yang kita miliki saat ini belumlah cukup, kita harus perlu terus belajar memahami sekitar, menafsir keadaan dan menjadi seseorang yang sekiranya tidak mementingkan diri sendiri.

Di album “istirahat” yang baru-baru dilahirkan, nosstres kembali membawa pesan-pesan yang reflektif secara makna. Dengan tetap mengedepankan cinta kasih, rawat alam ataupun sikap saling menghormati, lagu-lagu dalam album ini telah membawa getar paling bersahaja ke dalam telinga dan mampu membuat kepala merenung, berpikir, dan resah.

Salah satu lagu dalam album ini bercerita tentang perempuan dengan mengambil sosok yang bernama Bu Darmi dan itu dijadikan sebagai judul lagu. Bu Darmi yang menjadi korban dari sistem patriarki di Bali adalah contoh dari perempuan-perempuan yang bisa kita temukan dalam kehidupan sehari-hari. Bu Darmi yang harus memutar otak tentang bagaimana caranya menanggung biaya upacara adat keagamaan dalam agama Hindu, menghadapi suami yang sibuk melakukan sabung ayam dan melampiaskan kekalahannya dengan cara memukul. Bu Darmi adalah sosok perempuan Bali yang begitu getir dan lelah, yang harus tetap berjuang untuk menjaga keharmonisan dalam keluarga.

Album ini dikerjakan nosstres pada masa pandemi, disaat semuanya perlu istirahat. Segalanya mungkin perlu sejenak untuk diam, membiarkan sunyi melingkupi kita tanpa perlu melahirkan bising. Membiarkan keramaian untuk menepi lebih lama, sebab kita perlu Nyepi di rumah masing-masing.
Kadang hidup, berat ringannya ujian seseorang itu berbeda-beda. Ada yang ditempa lebih keras, dijatuhkan lebih dalam ataupun  dipukul lebih sakit. Tetapi Nosstres mengusik kita untuk tetap mencintai hidup dan percaya bahwa rasa senang dan sedih mempunyai porsi masing-masing.
Kita perlu istirahat, alam perlu istirahat. Kita tidak harus tergesa-gesa mengejar sesuatu, kita hanya perlu duduk untuk “merenung dan bersyukur”.
Itu kata Nosstres, sudah saatnya merenung dan bersyukur dalam lagu pegang tanganku.

Penulis: Harsandi Pratama Putra
 
 

Bagikan berita ini: